Peran sosial yang tinggi tidak dapat dikenalkan melalui perwatakan yang SOMBONG.

SOMBONG hanyalah perusak karakter dan penampakan kebobrokan jati diri seseorang.

Orang yang siap SOMBONG juga harus siap direndahkan karakternya dan dijauhkan dari yang selama ini dekat.

Ardhuan_yuananda@yahoo.com

Sunday, May 15, 2011

Pembelajaran yang Efektif

Perencanaan Pembelajaran yang Efektif

Pembelajaran di sekolah dasar dilaksanakan dalam jangka waktu enam tahun, oleh karena itu perlu adanya perencanaan pembelajaran baik dalam program jangka panjang yang disebut silabus dan program jangka pendek yang disebut satuan/rencana pembelajaran. Sejalan dengan dengan adanya kebijakan dalam dunia pendidikan di Indonesia yang diawali dengan adanya UU No. 20/2003 tentang sistem Pendidikan Nasional dan PP No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, telah dibentuk Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP) yang bertugas untuk mengembangkan standar kompetisi dan standar isi. Kedua standar tersebut dijadikan sebagai panduan dalam penyusunan kurikulum operasional satuan pendidikan.

  1. PENGERTIAN PERENCANAAN PEMEBELAJARAN
Perencanaan pemebelajaran merupakan suatu rangkaian yang saling berhubungan dan saling menunjang antara berbagai unsur atau komponen yang ada dalam pembelajaran atau dengan pengertian lain, yaitu suatu proses mengatur, mengkoordinasikan, dan menetapkan unsur-unsur atau komponen-komponen pembelajaran.

  1. KOMPONEN PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Seorang ahli pemebelajaran yang bernama Ralph W. Tyler mengemukakan pengembangan pembelajaran mengikuti empat komponen atau four-step model, yaitu :
  1. What educational purposes should the shool seek attain?
Pada hakikatnya merupakan arah dari suatu program berupa tujuan pembelajaran yang istilah dalam kurikulum berbasis kompetensi disebut kompetensi.
  1. What educational experiences can be provided that are likely to attain these purpose?
Berkenaan dengan isi atau materi yang harus diberikan untuk mencapai tujuan/kompetensi tersebut.
  1. How can these educational experiences can be provided that are likely to attain these purpose?
Berkenaan dengan strategi pelaksanaan.
  1. How can we determine wether these purpose are being attained?
Berkenaan dengan penilaian yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pemebelajaran.

  1. PRINSIP PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Perencanaan pembelajaran merupakan kurikulum secara mikro yang menggambarkan tujuan/kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan belajar, dan alat evaluasi yang digunakan. Efektifitas perencanaan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh beberapa prinsip, yaitu :
  1. Perencanaan pemebelajaran harus berdasarkan kondisi siswa.
  2. Perencanaan pemebelajaran harus berdasarkan kurikulum yang berlaku.
  3. Perencanaan pemebelajaran harusmemperhitungkan waktu yang tersedia.
  4. Perencanaan pemebelajaran harusmerupakan urutan kegiatan belajar mengajar yang sistematis.
  5. Perencanaan pemebelajaran bila perlu lengkapi dengan lembaran kerja/tugas atau lembar observasi.
  6. Perencanaan pemebelajaran harus fleksibel
  7. Perencanaan pemebelajaran harus berdasarkan pada pendekatan sistem yang mengutamakan keterpaduan antara tujuan, materi, kegiatan belajar dan evaluasi.

  1. PROSEDUR PERENCANAAN PEMBELAJARAN
  1. Penyusunan Silabus
Silabus pada dasarnya merupakan program yang bersifat makro yang harus dijabarkan lagi ke dalam program-program pemebelajaran yang lebih terperinci, yaitu satu rencana pembelajaran. Pengembangan silabus harus memenuhi prinsip-prinsip berikut :
  1. Ilmiah
  2. Memperhatikan perkembangan dan kebutuhan siswa
  3. Sistematis
  4. Konsisten
  5. Adekuat
  1. Penyusunan Rencana/Satuan Pembelajaran
Unsur-unsur pokok yang terkandung dalam rencana pembelajaran meliputi berikut :
  1. Identitas mata pelajaran.
  2. Kompetensi dasar dan indicator-indikator yang hendak dicapai.
  3. Materi pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa.
  4. Srategi pembelajaran.
  5. Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian kompetensi dasar.
  6. Penilaian dan tindak lanjut.

Perencanaan Pembelajaran yang Efektif

Guru yang efektif akan mempertimbangkan kebutuhan pebelajar, mengorganisasikan dan mengelola kelas dengan baik, menyediakan sumber-sumber dan bahan pembelajaran yang sesuai, dan membimbing pebelajar dalam kegiatan pembelajaran.

  1. HAKIKAT PEMBELAJARAN EFEKTIF
Perencanaan pembelajaran berkenaan dengan keputusan yang diambil guru dalam mengorganisasikan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Ketika guru membuat keputusan tentang perencanaan, perlu mempertimbangkan “seseorang melakukan apa dan urutan-urutan peristiwa belajar apa yang akan terjadi, dimana peristiwa belajar itu berlangsung, jumlah waktu yang digunakan, dan sumber-sumber serta bahan-bahan yang dimanfaatkan”.

  1. FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
  1. Isi (Content) Pelajaran
  2. Bahan
  3. Strategi Pembelajaran
  4. Perilaku Guru
  5. Menstrukturkan Pelajaran
  6. Lingkungan Belajar
  7. Pebelajar
  8. Durasi Pembelajaran
  9. Lokasi Pembelajaran


  1. KARAKTERISTIK GURU
Keputusan perencanaan tentang kegiatan-kegiatan pembelajaran, dipengaruhi oleh karakteristik guru itu sendiri (Neely & Hansford, 1985).
Pertama, banyaknya pengalaman mengajar guru
Kedua, filosofi belajar mengajar.
Ketiga, pengetahuan guru tentang isi pelajaran.
Keempat, gaya dalam mengorganisasikan pembelajaran.
Kelima, harapan-harapan menata kelas
Keenam, perasaan aman dan control pembelajaran memainkan peranaan proses perencanaan.

  1. GURU YANG EFEKTIF
Rosanshine (1989) mengidentifikasi 6 hal tentang guru yang efektif sebagai berikut.
  1. Melakukan Reviu Harian
  2. Menyiapkan Materi Baru
  3. Melakukan Praktik Terbimbing
  4. Menyediakan Balikan dan Koreksi
  5. Melaksanakan Praktik Mandiri
  6. Reviu Mingguan dan Bulanan

  1. PENDEKATAN PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF
Pendekatan pembelajaran yang efektif adalah pendekatan pembelajaran yang berpust pada pebelajar. Dalam hal ini terdapat 3 jenis pendekatan yaitu.
  1. Belajar Mandiri (Independent Learning)
Pembelajaran konvemsional maupun inovatif meminta pebelajar meluangkan waktu dengan proporsi yang signifikan untuk mengatur kegiatan belajar masing-masing.
  1. Pembelajar Terpadu (Intergrated Learning)
Metode pengorganisasian isi pembelajaran yang dilakukan guru dengan cara memadukan beberapa mata pelajara, untuk mempelajari suatu konsep tertentu.
  1. Belajar Berbasis Masalah
Belajar yang berpusat pada pada pebelajar dan juga menggambarkan metode belajar inti atau suplemen peembelajaran.

Source
Anitah Sri, dkk. (2010). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka


Oleh : Ardhuan Yuananda

Disiplin Kelas

Strategi Penanaman dan Penanganan Disiplin Kelas

Kegiatan belajar ini akan mengkaji berbagai strategi penanaman dan penanaman dan penanganan disiplin kelas. Oleh karena itu diharapkan dapat menjelaskan bebagai pandangan dalam penanaman dan penanganan disiplin kelas serta mengidentifikasi, memilih, dan menerapkan bebagai strategi penanaman dan penanganan disiplin kelas.

  1. PANDANGAN TERHADAP PENANAMAN DAN PENANGANAN DISIPLIN KELAS
Sebagaimana halnya dengan berbagai aspek pendidikan, penanaman dan penanganandisiplin kelas juga disikapi secara bervariasi dengan pandangan-pandangan berikut.
  1. Pandangan yang menyatakan bahwa siswa mengerjakan apa yang diinginkan oleh guru
  2. Pandangan bahwa guru harus mulai dengann pertanyaan-pertanyaan
  3. Pendekatan yang berhasil dalam membangun disiplin adalah pendekatan yang menghormati hak individu, mendorong peningkatan konsep diri siswa, serta memupuk kerjasama.
  4. Pandangan humanistik,yaitu pandangan yang menekankan kemanusiaan
  5. Pandangan kaum behaviorism, bahwa perilaku dapat dipelajari dan dikontrol.

  1. STRATEGI PENANAMAN DISIPLIN KELAS
Berikut cara dalam menanamkan disiplin kelas, dan sekaligus dapat di gunakan sebagai rambu-rambu dalam memilih cara yang tepat dengan kelas.
  1. Melalui model atau contoh yang diperlihatkan oleh guru, anak-anak akan dapat langsung perilaku, keterampilan, dan sikap yang dianjurkan (Elias, 1997)
  2. Adakan pertemuan kelas secara berkala sebagai salah satu alternative yang efektif untuk menanamkan dan menangani disiplin kelas.
  3. Terapkan aturan secara fleksibel (luwes) sehingga siswa tidak merasa tertekan.
  4. Sesuaikan penerapan aturan dengan tingkat perkembangan anak.
  5. Libatkan siswa dalam membuat aturan kelas.

  1. STRATEGI PENANGANAN DISIPLIN KELAS
Berbagai strategi dan dan teknik penanganan disiplin dapat dibagi menjadi 3 jenis berdasarkan berat ringannya gangguan/maslah.
  1. Menangani Gangguan Ringan
  1. Mengabaikan
  2. Menatap agak lama
  3. Menggunakan tanda non verbal
  4. Mendekati
  5. Memanggil nama
  6. Mengabaikan secara sengaja
  1. Menangani Gangguan Berat
  1. Member hukuman
  2. Amelibatkan orang tua
  1. Menangani perilaku agresif
  1. Menukar teman duduk
  2. Jangan terjebak dalam konfrontasi atau perselisihan yang tidak perlu
  3. Jangan melayani siswa yang agresif ketika sedang panas
  4. Hindarkan diri dari kata-kata yang kasar atau bersifat menghina
  5. Konsultasi dengan pihak lain.

Source
Anitah Sri, dkk. (2010). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka


Oleh : Ardhuan Yuananda