Peran sosial yang tinggi tidak dapat dikenalkan melalui perwatakan yang SOMBONG.

SOMBONG hanyalah perusak karakter dan penampakan kebobrokan jati diri seseorang.

Orang yang siap SOMBONG juga harus siap direndahkan karakternya dan dijauhkan dari yang selama ini dekat.

Ardhuan_yuananda@yahoo.com

Sunday, May 15, 2011

Pembelajaran yang Efektif

Perencanaan Pembelajaran yang Efektif

Pembelajaran di sekolah dasar dilaksanakan dalam jangka waktu enam tahun, oleh karena itu perlu adanya perencanaan pembelajaran baik dalam program jangka panjang yang disebut silabus dan program jangka pendek yang disebut satuan/rencana pembelajaran. Sejalan dengan dengan adanya kebijakan dalam dunia pendidikan di Indonesia yang diawali dengan adanya UU No. 20/2003 tentang sistem Pendidikan Nasional dan PP No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, telah dibentuk Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP) yang bertugas untuk mengembangkan standar kompetisi dan standar isi. Kedua standar tersebut dijadikan sebagai panduan dalam penyusunan kurikulum operasional satuan pendidikan.

  1. PENGERTIAN PERENCANAAN PEMEBELAJARAN
Perencanaan pemebelajaran merupakan suatu rangkaian yang saling berhubungan dan saling menunjang antara berbagai unsur atau komponen yang ada dalam pembelajaran atau dengan pengertian lain, yaitu suatu proses mengatur, mengkoordinasikan, dan menetapkan unsur-unsur atau komponen-komponen pembelajaran.

  1. KOMPONEN PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Seorang ahli pemebelajaran yang bernama Ralph W. Tyler mengemukakan pengembangan pembelajaran mengikuti empat komponen atau four-step model, yaitu :
  1. What educational purposes should the shool seek attain?
Pada hakikatnya merupakan arah dari suatu program berupa tujuan pembelajaran yang istilah dalam kurikulum berbasis kompetensi disebut kompetensi.
  1. What educational experiences can be provided that are likely to attain these purpose?
Berkenaan dengan isi atau materi yang harus diberikan untuk mencapai tujuan/kompetensi tersebut.
  1. How can these educational experiences can be provided that are likely to attain these purpose?
Berkenaan dengan strategi pelaksanaan.
  1. How can we determine wether these purpose are being attained?
Berkenaan dengan penilaian yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pemebelajaran.

  1. PRINSIP PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Perencanaan pembelajaran merupakan kurikulum secara mikro yang menggambarkan tujuan/kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan belajar, dan alat evaluasi yang digunakan. Efektifitas perencanaan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh beberapa prinsip, yaitu :
  1. Perencanaan pemebelajaran harus berdasarkan kondisi siswa.
  2. Perencanaan pemebelajaran harus berdasarkan kurikulum yang berlaku.
  3. Perencanaan pemebelajaran harusmemperhitungkan waktu yang tersedia.
  4. Perencanaan pemebelajaran harusmerupakan urutan kegiatan belajar mengajar yang sistematis.
  5. Perencanaan pemebelajaran bila perlu lengkapi dengan lembaran kerja/tugas atau lembar observasi.
  6. Perencanaan pemebelajaran harus fleksibel
  7. Perencanaan pemebelajaran harus berdasarkan pada pendekatan sistem yang mengutamakan keterpaduan antara tujuan, materi, kegiatan belajar dan evaluasi.

  1. PROSEDUR PERENCANAAN PEMBELAJARAN
  1. Penyusunan Silabus
Silabus pada dasarnya merupakan program yang bersifat makro yang harus dijabarkan lagi ke dalam program-program pemebelajaran yang lebih terperinci, yaitu satu rencana pembelajaran. Pengembangan silabus harus memenuhi prinsip-prinsip berikut :
  1. Ilmiah
  2. Memperhatikan perkembangan dan kebutuhan siswa
  3. Sistematis
  4. Konsisten
  5. Adekuat
  1. Penyusunan Rencana/Satuan Pembelajaran
Unsur-unsur pokok yang terkandung dalam rencana pembelajaran meliputi berikut :
  1. Identitas mata pelajaran.
  2. Kompetensi dasar dan indicator-indikator yang hendak dicapai.
  3. Materi pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa.
  4. Srategi pembelajaran.
  5. Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian kompetensi dasar.
  6. Penilaian dan tindak lanjut.

Perencanaan Pembelajaran yang Efektif

Guru yang efektif akan mempertimbangkan kebutuhan pebelajar, mengorganisasikan dan mengelola kelas dengan baik, menyediakan sumber-sumber dan bahan pembelajaran yang sesuai, dan membimbing pebelajar dalam kegiatan pembelajaran.

  1. HAKIKAT PEMBELAJARAN EFEKTIF
Perencanaan pembelajaran berkenaan dengan keputusan yang diambil guru dalam mengorganisasikan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Ketika guru membuat keputusan tentang perencanaan, perlu mempertimbangkan “seseorang melakukan apa dan urutan-urutan peristiwa belajar apa yang akan terjadi, dimana peristiwa belajar itu berlangsung, jumlah waktu yang digunakan, dan sumber-sumber serta bahan-bahan yang dimanfaatkan”.

  1. FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
  1. Isi (Content) Pelajaran
  2. Bahan
  3. Strategi Pembelajaran
  4. Perilaku Guru
  5. Menstrukturkan Pelajaran
  6. Lingkungan Belajar
  7. Pebelajar
  8. Durasi Pembelajaran
  9. Lokasi Pembelajaran


  1. KARAKTERISTIK GURU
Keputusan perencanaan tentang kegiatan-kegiatan pembelajaran, dipengaruhi oleh karakteristik guru itu sendiri (Neely & Hansford, 1985).
Pertama, banyaknya pengalaman mengajar guru
Kedua, filosofi belajar mengajar.
Ketiga, pengetahuan guru tentang isi pelajaran.
Keempat, gaya dalam mengorganisasikan pembelajaran.
Kelima, harapan-harapan menata kelas
Keenam, perasaan aman dan control pembelajaran memainkan peranaan proses perencanaan.

  1. GURU YANG EFEKTIF
Rosanshine (1989) mengidentifikasi 6 hal tentang guru yang efektif sebagai berikut.
  1. Melakukan Reviu Harian
  2. Menyiapkan Materi Baru
  3. Melakukan Praktik Terbimbing
  4. Menyediakan Balikan dan Koreksi
  5. Melaksanakan Praktik Mandiri
  6. Reviu Mingguan dan Bulanan

  1. PENDEKATAN PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF
Pendekatan pembelajaran yang efektif adalah pendekatan pembelajaran yang berpust pada pebelajar. Dalam hal ini terdapat 3 jenis pendekatan yaitu.
  1. Belajar Mandiri (Independent Learning)
Pembelajaran konvemsional maupun inovatif meminta pebelajar meluangkan waktu dengan proporsi yang signifikan untuk mengatur kegiatan belajar masing-masing.
  1. Pembelajar Terpadu (Intergrated Learning)
Metode pengorganisasian isi pembelajaran yang dilakukan guru dengan cara memadukan beberapa mata pelajara, untuk mempelajari suatu konsep tertentu.
  1. Belajar Berbasis Masalah
Belajar yang berpusat pada pada pebelajar dan juga menggambarkan metode belajar inti atau suplemen peembelajaran.

Source
Anitah Sri, dkk. (2010). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka


Oleh : Ardhuan Yuananda

Disiplin Kelas

Strategi Penanaman dan Penanganan Disiplin Kelas

Kegiatan belajar ini akan mengkaji berbagai strategi penanaman dan penanaman dan penanganan disiplin kelas. Oleh karena itu diharapkan dapat menjelaskan bebagai pandangan dalam penanaman dan penanganan disiplin kelas serta mengidentifikasi, memilih, dan menerapkan bebagai strategi penanaman dan penanganan disiplin kelas.

  1. PANDANGAN TERHADAP PENANAMAN DAN PENANGANAN DISIPLIN KELAS
Sebagaimana halnya dengan berbagai aspek pendidikan, penanaman dan penanganandisiplin kelas juga disikapi secara bervariasi dengan pandangan-pandangan berikut.
  1. Pandangan yang menyatakan bahwa siswa mengerjakan apa yang diinginkan oleh guru
  2. Pandangan bahwa guru harus mulai dengann pertanyaan-pertanyaan
  3. Pendekatan yang berhasil dalam membangun disiplin adalah pendekatan yang menghormati hak individu, mendorong peningkatan konsep diri siswa, serta memupuk kerjasama.
  4. Pandangan humanistik,yaitu pandangan yang menekankan kemanusiaan
  5. Pandangan kaum behaviorism, bahwa perilaku dapat dipelajari dan dikontrol.

  1. STRATEGI PENANAMAN DISIPLIN KELAS
Berikut cara dalam menanamkan disiplin kelas, dan sekaligus dapat di gunakan sebagai rambu-rambu dalam memilih cara yang tepat dengan kelas.
  1. Melalui model atau contoh yang diperlihatkan oleh guru, anak-anak akan dapat langsung perilaku, keterampilan, dan sikap yang dianjurkan (Elias, 1997)
  2. Adakan pertemuan kelas secara berkala sebagai salah satu alternative yang efektif untuk menanamkan dan menangani disiplin kelas.
  3. Terapkan aturan secara fleksibel (luwes) sehingga siswa tidak merasa tertekan.
  4. Sesuaikan penerapan aturan dengan tingkat perkembangan anak.
  5. Libatkan siswa dalam membuat aturan kelas.

  1. STRATEGI PENANGANAN DISIPLIN KELAS
Berbagai strategi dan dan teknik penanganan disiplin dapat dibagi menjadi 3 jenis berdasarkan berat ringannya gangguan/maslah.
  1. Menangani Gangguan Ringan
  1. Mengabaikan
  2. Menatap agak lama
  3. Menggunakan tanda non verbal
  4. Mendekati
  5. Memanggil nama
  6. Mengabaikan secara sengaja
  1. Menangani Gangguan Berat
  1. Member hukuman
  2. Amelibatkan orang tua
  1. Menangani perilaku agresif
  1. Menukar teman duduk
  2. Jangan terjebak dalam konfrontasi atau perselisihan yang tidak perlu
  3. Jangan melayani siswa yang agresif ketika sedang panas
  4. Hindarkan diri dari kata-kata yang kasar atau bersifat menghina
  5. Konsultasi dengan pihak lain.

Source
Anitah Sri, dkk. (2010). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka


Oleh : Ardhuan Yuananda





Monday, April 25, 2011

Pemeriksaan Pajak di Indonesia


Untuk menguji kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan dan memenuhi kewajiban perpajakannya, Direktur Jenderal Pajak memiliki kewenangan untuk melakukan pemeriksaan terhadap objek pajak yaitu Wajib  Pajak. Sesuai Perundang-undangan, pelaksanaan pemeriksaan dilakukan dalam rangka menjalankan fungsi pengawasan terhadap Wajib Pajak yang bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak. Berdasarkan ruang lingkupnya pemeriksaan terdiri dari pemeriksaan lapangan dan pemeriksaan kantor.

1. Tujuan Pemeriksaan
Objek pemeriksaan pajak adalah Surat Pemberitahuan (SPT) pada tahunan atau masa yang disampaikan oleh Wajib Pajak. SPT merupakan sinopsis dari objek pajak selama periode tertentu diperlukan suatu penjelasan yang dihasilkan dari mekanisme pembukuan. Semakin baik dan lengkap pembukuan Wajib Pajak maka semakin lancar dan efektif pekerja pemeriksa. Pelayanan yang diberikan Wajib Pajak merupakan pengorbanan sumber daya waktu dan tenaga yang merupakan unsur biaya kepatuhan (compliance cost). Berikut tujuan dari pemeriksaan
a.       Menguji kepatuhan Wajin Pajak dalam melaksanakan ketentuan perundang-undangan perpajakan.
1)      SPT menunjukan kelebihan pembayaran pajak, termasuk yang telah diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak.
2)      SPT Tahunan Pajak Penghasilan menunjukkan rugi.
3)      SPT tidak disampaikan atau disampaikan tidak pada waktu yang ditetapkan.
4)      SPT yang memenuhi kriteria seleksi oleh Dirjen Pajak.
5)      Ada indikasi kewajiban perpajakan selai SPT tidak dipenuhi.
b.      Tujuan lain dalam melaksanakan ketentuan peraturan Perundang-undangan perpajakan.
1)      Pemberian NPWP secara jabatan.
2)      Penghapusan NPWP.
3)      Pengukuhan atau pencabutan Pengusaha Kena Pajak.
4)      Wajib Pajak mengajukan Keberatan.
5)      Pencocokan data/ alat keterangan.
6)      Penentuan Wajib Pajak berlokasi daerah terpencil.
7)      Penentuan satu atau lebih tempat terutang Pajak Pertambahan Nilai.
8)      Pengumpulan Bahan guna penyusunan Norma Penghitungan Penghasilan Neto.

2. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Pemeriksaan
Ketika pemeriksa pajak datang dan melakukan serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data, atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka rmelaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk keperluan pemeriksaan yang efektif Wajib pajak harus memperhatikan diantaranya.
1.      Petugas pemeriksaharus memiliki tanda pengenal pemeriksa dan dilengkapi dengan Surat Perintah Pemeriksaan serta memperlihatkan kepada Wajib Pajak yang diperiksa.
2.      Wajib Pajak yang diperiksa Wajib:
a.       Memperlihatkan atau meminjamkan bukua atau catatan, dokumen yang menjadi dasarnya, dan dokumen lain yang berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek yang terutang pajak.
b.      Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang dipandang perlu guna kelancaran pemeriksaan, atau
c.       Memberikan keterangan lain yang diperlukan.
3.      Buku, catatan, dan dokumen, serta data, informasi, dan keterangan lain wajib dipenuhi oleh Wajib Pajak paling lama satu bulan sejak permintaan disampaikan.
4.      Dalam hal Wajib Pajak Orang Pribadiyang melakukan usaha atau pekerjaan bebas tidak memenuhi ketentuan diatas sehingga tidak dapat dihitung besarnya penghasilan kena pajak, penghasilan kena pajak tersebut dapat dihitung secara jabatan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan.
5.      Apabila dalam mengungkapkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen serta keterangan yang diminta, Wajib Pajak terikat oleh suatu kewajiban untuk merahasiakan itu ditiadakan oleh permintaan untuk keperluan pemeriksaan.
6.      Dirjen Pajak Berwenang melakukan penyegelan tempat atau ruang tertentu serta barang bergerak dan tidak bergerak apabila Wajib Pajak tidak memenuhi kewajiban.   

3. Tata Cara Pemeriksaan
Pemeriksaan dilaksanakan pada jam hari kerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan jika perlu, dapat dilanjutkan di luar jam/hari kerja. Apabila pada saat pemeriksaan Wajib Pajak atau wakil atau kuasa Wajib Pajak tidak  ada ditempat, maka pemeriksaan tetap dapat dilakukan sepanjang ada pihak lain yang mempunyai kewenangan mewakili Wajib Pajak. Sebagai pengamanan, apabila pemeriksaan ditunda Pemeriksa pajak dapat melakukan Pemeriksaan Pajak dapat menyegel tempat atau ruangan yang menjadi tempat penyimpanan dokumen, uang, atau barang yang dapat member petunjuk tentang keadaan usaha Wajib Pajak.
Sesuai dengan Pasal 7 Keputusan Menteri Republik Indonesia Nomor : 625/KMK.04/1994 Tanggal 27 Desember 1994, hak kewajiban Wajib Pajak dalam pemeriksaan pajak adalah sebagi berikut :
a.       Dalam hal Pemeriksaan Lapangan (PL) dan Pemeriksaan Sederhana Lapangan (PSL), Wajib Pajak berhak meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk Kartu Tanda Pengenal Pemeriksa Pajak dan Surat Perintah Pemeriksa Pajak (SP3).
b.      Wajib Pajak berhak meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan pemeriksaan.
c.       Wajib Pajak berhak meminta kepada Pemeriksa Pajak rincian yang berkenaan dengan hal-hal yang berbeda anatara hasil pemeriksaan dan Surat Pemberitahuan (SPT).
d.      Dalam hal Pemeriksaan Sederhana Kantor (PSK), Wajib Pajak wajib memenuhi panggilan untuk menghadiri pemeriksaan sesuai dengan waktu yang ditentukan.
e.       Dalam hal Pemeriksaan Lapangan (PL) dan Pemeriksaan Sederhana Lapangan (PSL), Wajib Pajak wajib menandatangani Surat Pernyataan Wajib Pajak apabila seluruh hasil pemeriksaan disetujui.
f.       Dalam hal Pemeriksaan Sederhana Lapangan (PSL), Wajib Pajak Wajib menandatangani Berita Acara Hasil Pemeriksaan apabila hasil pemeriksaan tersebut tidak disetujui.
g.      Wajib Pajak wajib memenuhi permintaan peminjaman buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk  kelancaran pemeriksaan dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari sejak tanggal surat permintaan dan apabila perrmintaan dan apabila permintaan tersebut tidak dipenuhi oleh Wajib Pajak, maka jumlah pajak dapat dihitung secara jabatan.
h.      Wajib Pajak wajib melaksanakan ketentuan sebagaimana diatur dalam pasal 28, Pasal 29, dan Pasal 30 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diaubah terakhir kali dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000.    

Source :
Suandy Erly, Perencanaan Pajak, Salemba Empat, Jakarta, 2009


Oleh : Ardhuan Yuananda




Monday, April 11, 2011

Ada Berapa Jumlah Matahari



Oleh : Ardhuan Yuananda

Ada berapa jumlah matahari?
Terlalu berlebih saat menerangi
Walau tunggal bagaikan berlipat
Terlebih siang sangat menyengat
                        Sepanjang jalan mengusap keringat
                        Semakin panas semakin berat
                        Semakin menua semakin menerik
                        Semakin memancar semakin mencekik        
Ada apa dengan bumi?
Menyediakan ketidaknyamanan setiap hari
Tidak hanya terik tapi juga polusi
Membunuh penghuni sebelum mati

Monday, February 7, 2011

Tikus Berdasi


Oleh    :      Ardhuan Yuananda

Awalnya kumengangah dan bertanya
Lalu siapa yang salah?
Akhirnya dengan pilu tersadar itu kaumku
Sekali lagi .Oh… itu kaumku!!

                 Sontak  kaget negaraku  carut-marut karena hama sewujudku
                 Kami tidak bodoh tapi mengapa dikelabui.
                 Ternyata kau yang berdasi cerah secerah status sosialmu.
                 Tahukah, kau lebih beruntung ditimbang kami yang malang jabatan

Selayaknya satu tikus berdasi
Kau curi apa yang kami kumpulkan untuk kami
Kau ubahnya menjadi kesenangan pribadi

Ini kelenjehan penyelenggara atau sepenuhnya karena kau
Jika kau terkurung bisa apa kau?
Tapi sial satu tikus mengejek tetap mampu plesir meski dalam kurungan.





Tuesday, February 1, 2011

Musyawarah Mufakat

Dalam suatu kelompok masyarakat selalu menemukan berbagai permasalahan yang entah dampaknya dirasakan oleh individu, sebagian, atau bahkan keseluruhan dari kelompok. Maka wujud dalam suatu kesatuan kelompok tersebut yaitu untuk menyelesaikannya secara bersama, salah satu cara penyelesaiannya yaitu dengan musyawarah. Musyawarah adalah merundingkan/membicarakan suatu permasalahan hingga mencapai titik temu pemecahan masalah atau kesepakatan. 
Untuk mencapai kesepakatan yang mufakat tidaklah mudah, karena setiap orang memiliki pendapat yang menurutnya kuat. Sulitnya lagi jika pendapat tersebut bertujuan untuk kepentingan pribadi bukan untuk bersama. Maka musyawarah memang salah satu cara yang tepat untuk menentukan arah pendapat, agar dapat menyampingkan kepentingan pribadi untuk kepentingan bersama. 
 Seperti halnya kita mensurfei beberapa orang agar mau memberikan tanggapan sesuai pertanyaan yang kita ajukan, maka beberapa orang akan memberikan tanggapan yang diantaranya sama atau malah saling berbeda. Ketika berlangsungnya musyawarah, tidak selalu langsung ditemukan pemecahan masalahnya. Dipastikan akan muncul beberapa pendapat dari anggota musyawarah yang sama-sama kuat menurut penalaran ketika akan direalisasikan. Jika dalam forum musyawarah  ditemukan permasalahan seperti itu maka akan diambil jalur voting. Jalanya pengambilan suara pun harus dalam pengawasan agar tidak ada suatu praktek kecurangan. Karena hasil votting merupakan hasil suara terbanyak yang dipilih oleh para anggota musyawarah, maka mau tidak mau hasil suara terbanyak merupakan yang dianggap paling mufakat. Dengan kejelasan pilihan pendapat inilah yang digunakan sebagai pemecahan masalah, tanpa ada yang dirugikan, tanpa ada yang disepelekan, dan yang terpenting adalah untuk kepentingan bersama         
Untuk ketertiban jalannya musyawarah harus dipimpin oleh pimpinan musyawarah atau lazim disebut pimpinan sidang. Seorang pimpinan sidang berhak untuk menentukan tata tertib jalannya musyawarah yang wajib ditaati oleh anggota musyawarah. Coba kita lihat fenomena baru-baru ini di akhir tahun kemarin mengenai forum DPR yang sedang memusyawarahkan suatu permasalahan RUU keistimewaan kota Yogyakarta. Datang seorang Menteri Dalam Negeri dalam sidang yang telah diutus oleh Presiden SBY untuk mewakili dan menjelaskan amanat mengenai pengajuan RUU keistimewaan Kota Yogyakarta. Saat Mendagri menjelaskan pun timbul sanggahan-sanggahan atau biasa disebut hujan interupsi terutama dari seorang anggota Fraksi PDI Perjuangan.   Disini peran ketua DPR yaitu Marzukie Alie sebagai pemimpin jalannya sidang atau rapat terlihat ketika dia tidak memperkenankan Mendagri untuk mendebat sanggahan salah satu anggota dari fraksi PDI Perjuangan. Alasannya karena peran Mendagri dalam sidang hanya untuk menyampaikan amanat Presiden, maka tidak diperkenankan untuk mendebat sanggahan dari salah satu anggota dari Fraksi PDI Perjuangan tersebut. Seusai sidang tersebut ketika diwawancara oleh salah satu media telivisi Mendagri merasa didiskriminasi karena tidak diperkenankan memberikan jawaban atas sanggahan tersebut. Layaknya wasit pertandingan, aturan dari pimpinan sidang tidak bisa digangu gugat. Berkaca dari itu kebijaksanaan seorang pimpinan sidang memang sangat diperlukan dalam jalannya musyawarah.
Penyelesaian masalah dengan menggunakan musyawarah sangatlah bermanfaat. Letak keistimewaannya yaitu selalu menemukan jalan keluar yang tebaik untuk bersama dan selalu diperjelas dengan kesimpulan.
Oleh : Ardhuan Yuananda

Sunday, January 30, 2011

Kharisma


Kita pasti tidak asing bila mendengar kata kharisma. Kata itu muncul entah ucapan dari orang lain kepada kita atau kita yang mengucapkannya pada seseorang. Biasanya masih ada yang belum mengerti mengenai maksud, penempatan, dan penggunaan kata kharisma.

Kharisma adalah pancaran kebaikan yang dimiliki seseorang atau suatu kelebihan dari kepribadian seseorang yang hanya bisa dilihat, diungkap, dan dinilai oleh orang lain sebagai pemerhati.

Sebagai contoh misalkan kita mengenal seseorang kepribadiannya baik, loyal, tegas, bijaksana dan dengan kelebihan-kelebihan lainnya.

Kharisma juga sebagai penunjuk bahwa seseorang memiliki peran yang juga dirasakan oleh banyak orang. Tanpa berpegang dengan kesombongan seorang akan lebih nampak berkharisma, karena bukan pujian yang dicari melainkan manfaat perannya untuk orang lain.

Sebenarnya kekharismaan seseorang tidak muncul begitu saja, tetapi perlu pengasahan, dan pembangunan kepribadian yang ada di dalam diri. Sebelum seseorang dianggap berkharisma sama halnya orang yang sedang dalam pencarian jati dirinya. Dia tetap mempunyai pandangan terhadap orang lain yang mungkin dianggapnya bekepribadian luar biasa yang akan ia tirukan.

Tanpa bertujuan sebagai pribadi yang dieluh-eluhkan seorang berkharisma hanyalah menjalankan perannya dengan sebaik-baiknya. Jika perannya ditempatkan sebagai pemimpin maka dia akan selalu bijak sebagai pengambil keputusan. Dengan berjiwa besar selalu sebagai pengarah, pengelola, perencana, dan juga sebagai pendisiplin. 

Oleh : Ardhuan Yuananda