Peran sosial yang tinggi tidak dapat dikenalkan melalui perwatakan yang SOMBONG.

SOMBONG hanyalah perusak karakter dan penampakan kebobrokan jati diri seseorang.

Orang yang siap SOMBONG juga harus siap direndahkan karakternya dan dijauhkan dari yang selama ini dekat.

Ardhuan_yuananda@yahoo.com

Thursday, October 28, 2010

Makna Sumpah Pemuda

Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr. Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin. 

Isi dari tulisan itu sebagai berikut :
Pertama
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. 
Kedua
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. 
Ketiga
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
(id.wikipedia.org)

Hari Sumpah Pemuda terlahir pada tanggal 28 Oktober 1928 lampau dan selalu disebut sebagai hari lahirnya semangat pemuda bangsa Indonesia. Maka tidak heran setiap melampaui tanggal tersebut kita wajib untuk memperingatinya, karena momentum 28 Oktober adalah hari lahirnya bangsa Indonesia, yang proses kelahirannya merupakan hasil dari jerih payah dan perjuangan pemuda Indonesia sendiri selama ratusan tahun tertindas dibawah kekuasaan kaum kolonialis pada saat itu. Kondisi ketertindasan inilah yang kemudian mendorong para pemuda pada saat itu untuk membulatkan tekad demi Mengangkat Harkat dan Martabat Hidup Orang Indonesia Asli.

Muda karena inspirasi, muda karena potensi, muda karena inovasi, muda karena kreasi, muda karena optimis.
Entah kenapa orang yang muda adalah yang selalu direkomendasikan atau selalu diajukan sebagai pemegang dalam setiap forum apapun, padahal muda belum berarti banyak pengalaman. Mungkin karena itulah diharapkan suatu yang dapat diunggulkan dari kawula muda. Dengan cara pergeseran generasi dari yang tua ke yang muda. 
  
Teringat teman saya (yang tidak bisa dibilang muda) berkata “Sekarang gantian yang muda-mudalah, panjenengan nggih mas!”. Ketika itu saya buakannya tersinggung tapi malah merasa mereka berkata seperti itu mungkin mempunyai tujuan untuk melihat potensi dari yang muda-muda sekarang ini. Kalau tidak diajukan biasanya orang tidak memiliki kemauan untuk memulai, pemuda jaman sekarang saya lihat seperti itu( termasuk penulis). 
Kembali ke pembahasan mengenai Sumpah Pemuda.Peran pemuda adalah sebagai tumpuan bangsa, jika kita mengkilas sejarah hingga terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia, peran pemuda sangatlah besar didalamnya. Itupun generasi yang dirasakan pada tempo dulu. Semangat yang bertubi-tubi untuk mengejar kemerdekaan dan ternyata membuahkan hasil. 

“Bagaimana dengan pemuda sekarang ini?”

Dirasakan perlakuan perjuangan atau semangat tempo dulu sangat berbeda dengan generasi sekarang ini. Generasi sekarang semangat pemudanya lebih terkesan lembek dan acuh akan keadaan negerinya. Entah karena kurang adanya tantangan seperti penjajahan bangsa asing waktu itu atau bagaimana. 

Maka dirasa penting pemuda generasi sekarang ini untuk melihat kronologis sejarah sumpah pemuda. Merenungi dan memaknai semangat pemuda pada waktu itu dan dibuktikan dengan tindakan di era sekarang ini agar bangsa tidak semakin terbelakang dengan bangsa lain.

Sekarang ini penghormatan momentum terhadap sejarah Sumpah Pemuda dikemas dalam bentuk upacara bendera atau peringatan-peringatan lain setiap 28 Oktober. Memang baik peringatan-peringatan seperti itu dengan tujuan agar kita hinggap sejenak di masa-masa sejarah dan memaknainya untuk mendongkrak semangat pemuda. 

Tetapi apa benar perigatan-peringatan seperti itu mempan dan akan berbenak di setiap pemuda sekarang?”

Jaman sekarang ini nilai – nilai nasionalisme sudah hampir hilang, semua disebabkan oleh lebih ditonjolkannya nilai budaya barat daripada budaya dalam negeri. Bangsa sendiri lebih bangga dengan sandang, perilaku, atau apa saja yang kebarat-baratan.

Bagaimana dengan budaya bangsa sendiri?’

Karena ini suatu peringatan hari besar Sumpah Pemuda, maka layak kita sebagai generasi muda menghargai para pejuang yang telah menghadiahkan suatu kemerdekaan, dan kedaulatan utuh Negeri ini pada kita. Mari kita merenungi apa saja yang menjadi kekurangan pemuda-pemuda saat ini dan buktikan dengan tindakan nyata untuk membawa perubahan Indonesia ke arah yang lebih baik.

Oleh : Ardhuan Yuananda


Thursday, October 14, 2010

Ketekunan Berdekatan dengan Pencapaiannya

Ketekunan adalah wujud tindakan langsung dari upayanya.
Orang yang tekun pasti memiliki tujuan yang akan diarahkannya. Dengan perawalan merancangan niat dan kemauan, seseorang telah tahu ketekunannya merupakan cara nyata dari tahap perwujudan keinginan.
Ketika sebelum melangkahkan untuk menjadikan dirinya yang tekun, seseorang akan lebih mudah jika konsisten dengan tujuannya dari awal. Melihat kekonsistenan itu sendiri sama halnya dengan pematenan niatnya.
 Niat yang tidak berubah-ubah, tetapi berkembang, akan berdampak pada semakin fokus seseorang dalam memproses keinginannya.
Tujuan bukanlah apa-apa, tetapi tindakan yang menentukan.
Seseorang yang mememiliki tujuan bukan keharusan untuk menerima pencapaiannya. Tujuan hanyalah arah tetapi tindakan dengan ketekunan adalah kepantasan dalam menerima pencapaian.
Semakin tinggi kualitas tujuan hidup seseorang maka akan semakin membutuhkan perjuangan besar dalam mencapainya.
Perjuangan yang diperlukan itupun akan ditampilkan dengan suatu tindakan yang mengacu pada usaha yang di maksimalkan.
Modal kelancaran dalam melakukan tindakan adalah keyakinan yang bertubi-tubi. Orang yang sadar akan kemampuan akan lebih berani dalam melakukan tindakan.
Masih banyak perilaku yang menganggap dirinya tidak mampu sebelum menampilkan aksinya. Kurangnya dukungan kepercayaan dari dalam diri jelas akan berpengaruh pada usahanya. Hal ini merupakan pernyataan atas ketakutan diri untuk berani bereaksi dalam ketekunannya.
Orang berani ada, karena lalunya dia memiliki ketakutan saat bertindak. Keberanian itu muncul karena sikap tegas dalam pengambilan keputusan meninggalkan kelemahannya.
Jadi pribadi yang tekun semakin mendekatkan dirinya dari yang selama ini ingin dicapai.
Pencapaian benar ada ketika ada usaha dan kemauan keras dari si pemilik harapan.
 Oleh : Ardhuan Yuananda

Monday, October 4, 2010

Fleksibilitas Kehidupan

Ada besar karena ada kecil

Sebelum dia yang besar dan berhasil, lalunya dia kecil dan terpuruk.

Di dalam hidup, setiap orang selalu mengharapkan perubahan besar yang bakal memajukan kualitas jati dirinya.

Ketika kita ada dalam posisi peran yang kecil masih memungkinkan kita untuk menjadi peran yang besar. Begitu juga sebaliknya ketika kita dalam posisi peran yang besar tetap memungkinkan kita menjadi peran yang kecil kembali.

Beruntung orang yang pernah mendapat peran kecil sekarang menjadi pemeran yang besar. Karena dari peran yang kecil itulah mereka mengumpulkan tekatnya yang menghasilkan perjuangan yang luar biasa.

Pengalamannya sebagai acuan dalam membesarkan jiwanya karena, mereka merasa kesalahan masa sekarang lebih berbahaya daripada masa lalunya. Sehingga dapat dihasilkan tingkat penyelesaian masa sekarang harus lebih tinggi dari masa lalunya.

Kefleksibelan itulah yang membuat hidup tidak serata kemauan kita. Fleksibilitas dalam hidup itu penting, yaitu dengan lebih bersemangat, berkomitmen, dan siap dengan segala tantangan. Ketika orang butuh perubahan orang tersebut juga harus memprosesnya. Perubahan merupakan hasil dari harapannya, maka saat orang memiliki tekat untuk suatu perubahan tunjukan dengan suatu tindakan.

Jangan pasrah pada saat proses, tetapi maksimalkan prosesnya silahkan pasrahkan pada hasilnya.

Apabila sewaktu menjalani proses seseorang mencampurnya dengan keluhan-keluhan maka sifat pasrah itu akan lebih menonjol daripada perjuangannya. Karena keluhan merupakan ekspresi atau ungkapan yang menghambat jalannya proses yang harusnya segera diselesaikan.

Keluhan melemahkan tindakan seseorang yang seharusnya mendapatkan kelancaran dan jawaban dari suatu kerja kerasnya.

Ketika orang lelah dengan amanat selalu cenderung untuk mengeluh.
Apa yang harus dilakukan?

Segerakan cari cara mandiri untuk meminimalkan keluhan, karena keluhan menguras waktu, semangat, dan siasat dalam proses penyelesaian segala kewajiban yang diampunya.

Oleh : Ardhuan Yuananda