Peran sosial yang tinggi tidak dapat dikenalkan melalui perwatakan yang SOMBONG.

SOMBONG hanyalah perusak karakter dan penampakan kebobrokan jati diri seseorang.

Orang yang siap SOMBONG juga harus siap direndahkan karakternya dan dijauhkan dari yang selama ini dekat.

Ardhuan_yuananda@yahoo.com

Tuesday, December 4, 2012

Evaluasi Pembelajaran Perspektif Global dalam IPS di SD


A.    HAKIKAT EVALUASI
Dalam kegiatn dan proses pembelajaran, khususnya pada pembelajaran IPS, evaluasi ini merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari seluruh kegiatan. John W. Best (1997:13) mengatakan bahwa evaluasi berkenaan dengan suatu penerapan yang segera harus dilakukan untuk mengungkapkan mutu hasil, proses atau program pendidikan tertentu yang telah disepakati dan ditentukan tujuan atau nilainya.
B.     ASA EVALUASI
1.      Asas Komprehensif atau asas Keseluruhan
Evaluasi harus meliputi keseluruhan aspek pribadi peserta didik (pengetahuan, penguasaan materi, keterampilan, kemampuan berpikir, sikap), dan keseluruhan aspek materi atau pokok bahasan yang disajikan.
2.      Asas Kesinambungan atau Asas Kontinuitas
Evaluasi itu dilakukan secara berkesinambungan dalam proses, mulai dari awal proses, selama proses berlangsung dan pada saat prose situ berakhir.
3.      Asas objektivitas
Evaluasi dilakukan berdasarkan kenyataan apa adanya, tidak diwarnai oleh sifat subjektif terutama dari yang melakukan evaluasi.
C.    FUNGSI EVALUASI
1.      Mengungkapkan penguasaan peserta didik terhadap materi atau pokok bahasan yang telah diperoleh dari proses pembelajaran, yang meliputi pengetahuan, kemampuan berpikir, keterampilan perasaan dan sikapnya.
2.      Menemukan kelemahan-kelemahan materi, metode, media pengajaran, dan tujuan yang telah dirumuskan.
3.      Mengungkapkan terpenuhi atau tidaknya tugas guru dalam melakukan pebelajaran terhadap para peserta didik.
4.      Mengungkapkan tingkat perkembangan peserta didiksecara individual, yang selanjutnya digunakan untuk membimbing pertumbuhan potensi lebih lanjut.
D.    TUJUAN EVALUASI
1.      Membuat laporan prestasi peserta didik berkenaan dengan hasil pembelajaran yang harus diketahui oleh orang tua masing-masing.
2.      Mendapatkan umpan balik hasil evaluasi pembelajaran terhadap keberhasilan atau ketidakberhasilan kerja dan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran.
3.      Menemukan faktor-faktor pendorong dan penghambat keberhasilan pembelajaran, baik yang dilakukan oleh guru maupun oleh peserta didik.

Model Pembelajaran Perspektif Global dalam IPS SD

Dalam kehidupan manusia, banyak masalah yang menunjukkan pertentangan (controversial) dsatu kenyataan dengan kenyataan lainnya. Dapat kita amati bersama dari tempat tinggal masing-masing (lokal), tingkat wilayah yang lebih luas (provinsi), antar wilayah negara (antar regional), sampai ke tingkat dunia (global)
Dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran IPS, dan lebih khusus lagi tentang pembelajaran masalah – masalah controversial dalam konteks prespektif global ada empat komponen yang harus diperhatikan. Empat komponen tersebut meliputi materi (pokok bahasan), proses pembelajaran, dan hasil atau produk yang akan dicapai (tujuan), serta teknik evaluasi sebagai kulminasinya.
A.    MATERI ( POKOK BAHASAN )
Berbicara tentang sumber materi, khususnya tentang masalah controversial, pertama yang harus kita lakukan selaku guru IPS harus mengacu pada kurikulum yang berlaku. Apakah ada pokok bahasan atau subpokok bahasan tentang masalah-masalah controversial dalam kurikulum itu? Kalau sudah ada, berrapa luaskah materi tersebut?
B.     PROSES PEMBELAJARAN
Proses pembelajaran yang akan ditempuh dan dilaksanakan, tidak dapat dilepaskan dari materi yang akan dibahas, dan produk atau tujuan yang dicapai. Oleh karena itu, metode dan strategi yang akan diterapkan serta media pengajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, harus sesuai dengan sifat materi dan tujuan yang akan dicapai.
C.     TUJUAN YANG AKAN DICAPAI
Benjamin S. dan kawan – kawan (1965), dalam bukunya yang berjudul (Taxonomy of Educational Objectives) menemukan tiga aspek perilaku yang menjadi tujuan pendidikan dan pengajaran, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
D.    TEKNIK EVALUASI
Teknik evaluasi meliputi non-tes dan tes. Evaluasi non-tes, meliputi penilaian kegiatan tugas dan penampilan, tugas observasi, mengumpulkan data dan bahan harus kita nilai. Evaluasi tes, baik lisan ataupun tertulis. Tertulis meliputi bentuk esai dan objektif.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PRESPEKTIF GLOBAL
1.      Memperhatikan hakikat dasar mental yang melekat pada diri tiap individu siswa yang meliputi :
a.       Dorongan ingin tahu yang harus dilayani dan dikembangkan
b.      Minat terhadap sesuatu, khususnya terhadap pokok bahasan yang disajikan
c.       Dorongan ingin membuktikan sendiri apa yang dipelajari dalam kenyataan dilapangan
d.      Dorongan ingin menemukan sendiri hal-hal yang dipelajari di lapangan, dalam kehidupan praktis
2.      Memperhatikan asas-asas pembelajran yang meliputi
a.       Dari yang telah diketahui kea rah yang akan diketahui
b.      Dari yang mudah ke arah yang makin sukar
c.       Dari yang dekat kea rah yang makin jauh
d.      Dari yang konkret kea rah yang makin abstrak
KONSEP
Dalam prespektif global, ada beberapa konsep yang dapat diketengahkan antara lain saling ketergantungan, perdamaian, kesejahteraan bersama, dan lain sebagainya.
1.      Pembinaan Konsep
Pembinaan konsep dapat diartikan sebagai proses pengajaran aspek konotatif konsep – konsep. Proses ini membutuhkan waktu lama untuk memperkenalkan konsep kepada kepada para siswa dalam berbagai kesempatan sehingga siswa dapat menemukan sendiri keragaman konotasi dari suatu konsep.
2.      Strategi Pembinaan Konsep
Dalam Strategi Pembianaan Konsep, proses pembelajaran itu secara dominan diarahkan pada penguasaan suatu kata atau suatu ungkapan sampai terjadi pola pengertian abstrak atau konsep dalam diri  yang mempelajarinya, disini berarti dalam diri siswa.
3.      Kegiatan Proses Belajar Mengajar
Dengan memperhatikan hakikat dasar mental anak (rasa ingin tahu, minat, rasa ingin membuktikan kenyataan, dorongan ingin menemukan sendiri) yang menjadi modal bagi si anak dan guru dalam proses pembelajaran.

SEKOLAH DAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR

Dalam teori mastery learning , Boom menolak anggapan adanya murid uang pintar dan bodoh. Murid hanya dibedakan dari yang cepat dan lambat. Selain itu menurut teory mastery learning tersebut bahwa “ semua yang dapat dipelajari oleh orang lain bisa dipelakari oleh siapapun” ( J. Galen Saylor ). Dari kedua konsep tersebut dapat ditafsirkan bahwa sesungguhnya setiap orang bisa dan mempunyai kemampuan untuk mempelajari apapun , dam hanya waktu yang bisa membedakan .
Prinsip Mastery Learning melahirkan berbagai bentuk belajar mandiri. Malcom Kowles ( 1975, h.180 ) menggambarkan bahwa belajar mandiri menekankan pendidikan pada “ inisiatif individu dalam belajar “. Belajar  mandiri adalah suatu kondisi dimana seseotang mengambil inisiatif dengan atau tanpa bantuan orang lain , baik dalam mendiagnosis  kebutuhan belajarnya, menemutunjukkan sumber manusia dan sumber bahan untuk kepentingan belajarnya , serta memilih dan melaksanakan strategi belajar yang cocok  serta mengevaluasi hasil belajarnya “Bruce Miller ( 1989,h.226 ) menjelaskan bahwa “ belajar mandiri adalah cara belajar yang sepenuhnya atau sebagian besar dibawah kendali murid – murid itu sendiri “. Cornell Ham mengemukakan bahwa “ belajar tidak lagi tergantung pada mengajar , karena ada atau tidak ada proses mengajar , proses belajar tetap berlangsung . makna dari konsep yang dikandug pada filsafat tersebuta bahwa murid – murid pada kelas PKR harus dapat belajar secara independen.  Untuk lebih produktif dalam belajarnya , murid harus dilengkapi dengan berbagai perlengkapan belajar ( lembar tugas dan lembar kerja murid ) dan sumber belajar ( perpustakaan , benda – benda lingkungan ) dan sumber lingkungan lainnya. Belajar  mandiri merupakan salah satu prinsip dasar PKR, tanpa belajar mandiri PKR tidak dapat terlakasana secara efektif , guru harus mampu menciptakan “ kondisi “agar murid dapat belajar mandiri .. kondisi yang dimaksud adalah dengan perlengkapan dan sumber belajar yang memadai.

A.      MENCIPTAKAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Untuk menunjang proses belajar mandiri , perlu adanya suasana yang mendorong murid dan guru untuk  memanfaatkan bahan dan perlengkapan yang ada. Suasana tersebut adalah adanya persiapan alat / bahan sebagai sumber belajar dan terciptanya lingkungan belajar untuk menunjang proses belajar mandiri
PKR merupakan model pembelajaran yang berusaha untuk meningkatkan kualitas belajar murid – murid dengan memanfaatkan sumber belajar secara maksimal.

B.       MELENGKAPI SEKOLAH DENGAN SUMBER BELAJAR
Sekolah Dasar saat ini sudah memiliki potensi yang cukup baik untuk menjadi lingkungan sekilah sebagai sumber belajar . potensi tersebut dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran dengan cara melengkapi berbagai sumber misalnya kebun sekolah, tanaman dalam pot, peternakan dan berbagai tanaman hias di ruang kelas.

C.      MENGEMBANGKAN PUSAT SUMBER BELAJAR ( PSB )
PSB Yang dimaksud adalah suatu tempat melakukan berbagai kegiatan belajar murid – murid , dapat berupa ruangan kelas , sudut ruangan atau tempat khusus yang sengaja dipersiapkan untuk kegiatan belajar , oleh karena PSB tempat melakukan kegiatan belajar maka perlu dilengkapi dengan berbagai perlengkapan dan sumber belajar seperti :
1)      Alat perlengkapan
Dapat berupa alat peraga, alat bantu belajar , alat praktik , dan berbagai benda dan barang
2)      Sumber belajar
Berupa buku – buku pelajaran , majalah , Koran , herbarium , insektarium , akuarium, tumbuhan dalam pot, binatang yang dipelihara dan sebagainya
3)      Media elektronik
Berupa kaset audio , kaset video, radio , TV dan lain – lain