Pada pameran kali ini menyertakan peserta tamu yaitu
para perupa yogyakarta yang merupakan relasi dalam dunia kesenian sivitas
akademi Jurusan Pendidikan Seni Rupa UNY. Dalam pameran ini disertakan karya
lukis, karya grafis, dunia fotografi, seni patung, dan beberapa karya
instalasi. Ciri khas dari pameran ini
menampilkan berbagai kharakter, style, dan gaya seni yang ada di UNY ini, dan
itu kita sampaikan kepada publik.
Peserta pameran yang diundang seperti alumni,
peserta tamu ada pelukis jogja, dan mahasiswa. Ada seleksi khususnya untuk
mahasiswa, dan siapapun boleh ikut dalam seleksi. Kegiatan pameran juga memberikan penghargaan kepada
mahasiswa setempat untuk memotivasi agar mereka itu memunculkan karya-karya
yang berkualitas. Ketika terdapat mahasiswa yang berprestasi karena memperoleh
penghargaan tentu saja mahasiswa yang lain akan termotivasi mengikuti jejak
yang berprestasi itu.
Ketika melakukan kunjungan
studi banding ke Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta,
mahasiswa telah diberikan kiat-kiat dalam menyampaikan pembelajaran Seni di SD
yang disampaikan oleh pertinggi Jurusan, dan beberapa dosen setempat. Salah
satu yang menarik bahwa seorang guru harus “Niteni, niru, lan nambahi” hal
tersebut yang dikatakan oleh seorang dosen yang menganut ajaran Ki Hajar
Dewantara mengenai apresiasi guru dalam seni.
Pentingnya pendidikan
seni disampaikan Ki Hajar Dewantara “Seni adalah segala sesuatu perbuatan manusia
yang timbul dari hidup perasaannya dan bersifat indah, sehingga dapat
menggerakan jiwa perasaan manusia”. Seni menurut pandangan Ki Hajar Dewantara ,
diyakini dapat menggerakan jiwa perasaan manusia sehingga sangat dibutuhkan
dalam membentuk kepribadian peserta didik sehingga diharapkan menjadi manusia
yang memiliki kepribadian yang utuh (berkarakter) di kemudian hari
Banyak permasalahan yang dihadapi terutama adalah terkait
dengan kemampuan guru terhadap meteri pembelajaran seni budaya dan keterampilan
(SBK). Banyak guru-guru kelas Sekolah Dasar (SD) yang merasa tidak mampu
melaksanakan pembelajaran SBK karena meraka tidak memiliki kopetensi yang
memadai terhadap materi seni dan budaya, sehingga SBK di SD seolah diambaikan
dibanding dengan matapelajaran yang lain. Sehingga pembelajaran SBK hanya
disampaikan sebatas menunaikan kewajiban mengajar tanpa memperhitungkan dampak
dan manfaat pembelajaran seni pengaruhnya terhadap perkembangan pesertadidik
misalanya untuk mengisi jam pelajaran SBK guru memberikan tugas pada anak
menggambar bebas atau menyanyi bebas secara bergiliran ke depan kelas sehingga
fungsi-fungsi seni bagi perkembangan anak tidak dapat disampaikan secara utuh.
Kemudian apa yang harus dilakukan oleh guru kelas yang kurang menguasai materi
SBK, berikut kiat-kita bagaimana menyampaikan mata pelajaran SBK agar kita
sebagai guru marasa percayadiri untuk menyampakaian pembelajaran SBK dan
manfaat dari pembelajaran SBK dapat disampaikan kepada anak :
1.
Mengetahui tujuan dan manfaat SBK bagi anak, masih banyak
guru-guru yang memahami bahwa pembelajaran SBK kurang penting dibandingkan
dengan mata pelajaran seperti matematika, IPA dan mata pelajaran lainnya,
karena tidak memahahami bahwa mata pelajaran SBK memiliki fungsi dan manfaat
bagi perkembangan anak di antaranya seni berfungsi sebgai media ekpspresi,
media kretivitas, dan media bermain yang dapat mengakomodasi kebutuhan bermain
anak (anak identik dengan dunia bermain).
2.
Guru
harus memahami dan mengetahui pendekatan
pembelajaran seni dalam pendidikan, yaitu pendidikan seni dan pendidikan
melalui seni. Pembelajaran SBK di SD
menerapakan pendidikan melalui seni bukan pendidikan seni, perlu diketahui
pembelajaran SBK di SD tidak bertujuan untuk membentuk pesertadidik menjadi
seniman (memiliki kterampilan seni) karena hal itu pendekatan yang digunakan
disekolah-sekolah khusus kejuruan seni atau kursus dengan pendekatan pendidikan
seni, tetapi pembelajaran SBK di SD seni hanya dijadikan sebagai media dalam
mencapai tujuan pendidikan secara keseluruhan.
Disadarinya bahwa seni
memiliki manfaat yang sangat penting bagi kehidupan manusia baik secara pribadi
maupun sosial, maka pendidikan seni dipandang perlu untuk dijadikan materi yang
wajib harus disampaikan dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah seperti
yang dirumuskan dalam peraturan pemerintah tentang sisetem pendidikan nasional
Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) diberikan di sekolah
karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan
perkembangan peserta didik, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik
dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi melalui
pendekatan: “belajar dengan seni,” “belajar melalui seni” dan “belajar tentang
seni.” Peran ini hanya dapat diberikan melalui
mata pelajaran seni.
No comments:
Post a Comment